Ditania Melivia Adiputri baru saja terpilih sebagai Ketua Teater KataK Gen VII. Selama setahun ke depan, ia akan bahu membahu bersama teman-teman di kepengurusan baru. Kira-kira, bagaimana pandangan dan rencananya bersama Teater KataK? Berikut hasil wawancara dengannya.
Tanya (T): Kapan Dita pertama kali masuk Teater KataK?
Jawab (J): 2013.
T: Pertama kali bermain dalam pentas apa dan berperan jadi siapa?
J: Pentas pertama saya adalah Putri Malu, pentas inaugurasi angkatan 2013. Waktu itu berperan jadi salah satu dayang.
T: Sudah berapa kali ikut produksi?
J: Berapa ya? Belasan sepertinya. Kebanyakan berperan di belakang panggung sebagai kru. Paling sering jadi seksiticketing. Hahaha. Ya pokoknya yang kebagian jaga di depan, entah usher, ticketing, atau media partner.
T: Kenapa sih mau repot di Teater KataK?
J: Karena saya suka. Suatu kebanggaan bisa terlibat dalam sebuah acara atau produksinya Teater KataK. Kita bisa dapat ID card untuk bebas berkeliling di GKJ. Selama ini, saya juga melihat Teater KataK sebagai benih yang harus disiram terus. Karena benihnya bagus, jadi sayang kalau ditinggal.
T: Memangnya Teater KataK itu UKM pertama yang dipilih Dita saat masuk UMN?
J: Pertama kali justru pilih English club, tapi saya cuma bertahan satu kelas.
T: Kenapa?
J: Karena masuk KataK. Hahaha.
T: Saat paling mengesalkan di Teater KataK?
J: Paling mengesalkan itu kalau di suatu produksi ada orang-orang yang terlibat dalam konflik. Biasanya konflik pribadi yang dibawa-bawa ke organisasi. Baper. Makanya, kepengurusan sekarang motonya “anti baper”. Hehehe.
T: Saat paling menyenangkan di Teater KataK?
J: Itu waktu saya jadi stage manager pentas Dhien, inaugurasinya anak-anak 2014. Pertama kali dikasih tanggung jawab sebagai stage manager dan seru aja bisa ketemu anak-anak baru dan kenal sama semuanya. Menurut saya itu suatu pencapaian. Saya juga senang lihat semangat anak-anak baru itu. Melihat mereka baru datang dan suka berada di KataK. Itu rasanya “wah”.
T: Perasaan itu terulang lagi enggak saat jadi Pimpinan Produksi Mustika Perkasa, inaugurasinya angkatan 2015?
J: Iya, terulang lagi. Tapi mungkin karena Dhien yang pertama jadi rasanya berkesan aja.
T: Naskah favorit yang pernah dimainkan Teater KataK?
J: Kebun Ceri (karya Anton Chekhov). Karena menurut saya naskahnya sederhana, tapi berbobot.
T: Naskah favorit yang suatu hari ingin Dita lihat Teater KataK membawakannya?
J: Wicked (The Untold Story of the Witches of Oz). Karena lagunya bagus-bagus, jadi pengin aja lihat KataK membawakannya. Selama ini juga pengin nonton Wicked, tapi belum kesampaian.
T: Sebagai ketua, ingin bawa Teater KataK ke mana sih dalam setahun ke depan?
J: Ingin bawa KataK jadi lebih solid, profesional, dan terus melompat lebih tinggi. Ingin bikin anak-anak bangga bisa masuk KataK. Saya ingin bangun mindset bahwa KataK adalah wadah kita untuk berkarya. Jadi, jangan sampai ada lagi anak KataK yang bilang susah berada di KataK. Maunya, KataK bikin kita sanggup melakukan apa aja. KataK harus membentuk kita. Jadi, nanti kalau ada anak KataK ditawari jadi ketua atau pimpro, dia bisa gampang bilang “ayo”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar